• Jelajahi

    Copyright © BENPARK - Referensi Kura-Kura, Filtrasi, Penyakit Serta Bisnis Ikan Hias
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Begini Kisah Ikan Mujair Bisa Ada di Indonesia, Mengharukan!

    12/19/2024, 22:24 WIB Last Updated 2024-12-19T15:33:40Z

    BENPARK - Tahukah kamu, ikan Mujair yang begitu akrab di meja makan kita sebenarnya bukan ikan asli Indonesia? Ikan ini menjadi favorit banyak orang, dan hampir setiap orang di negeri ini pasti pernah mencicipinya, termasuk kamu, kan?

    Kisah Ikan Mujair Bisa Ada di Indonesia

    Menariknya, ikan Mujair pertama kali ditemukan oleh seorang pribumi Indonesia yang penuh semangat dan kegigihan. Temuannya ini tidak hanya dikenang di tanah air, tetapi juga mendapat pengakuan dunia. Tapi, sudahkah kamu tahu cerita di balik kehadiran ikan Mujair di Indonesia?


    Intermezzo


    Ini adalah kisah nyata, bukan sekadar dongeng atau candaan semata. Ikan Mujair, yang kini hidup di air tawar, sebenarnya adalah ikan air payau yang beradaptasi berkat inovasi manusia.


    Sosok yang berjasa dalam penemuan ini adalah Iwan Dalauk, yang lebih akrab dikenal sebagai Mbah Moedjair. Lahir pada tahun 1890 di Desa Kuningan, sekitar 3 kilometer di timur pusat kota Blitar, Jawa Timur, Mbah Moedjair meninggalkan warisan besar bagi dunia perikanan.


    Ia menikah dengan Partimah dan dikaruniai tujuh orang anak. Kini, hanya dua dari anak-anaknya yang masih hidup dan mampu menceritakan perjuangan luar biasa orang tua mereka.


    Semasa hidupnya, Mbah Moedjair juga dikenal sebagai pemilik warung sate yang digemari masyarakat Blitar. Sayangnya, kebiasaannya berjudi membuat usaha tersebut mengalami kerugian besar, yang akhirnya membawa beliau ke masa-masa sulit.


    Awal menemukan Mujair


    Dalam masa-masa sulitnya, Kepala Desa Papungan, Pak Muraji, mengajak Mbah Moedjair untuk melakukan tirakat di Pantai Serang setiap tanggal 1 Suro dalam penanggalan Jawa.


    Di pantai inilah, Mbah Moedjair menemukan sekelompok ikan yang langsung menarik perhatiannya. Ikan tersebut memiliki keunikan luar biasa: mereka menyembunyikan anak-anaknya di dalam mulut saat menghadapi bahaya.


    Penasaran, Mbah Moedjair memutuskan membawa beberapa ekor ikan tersebut untuk dipelihara di rumahnya. Namun, karena ikan-ikan itu berasal dari habitat air payau, mereka tidak bisa bertahan lama di lingkungan air tawar.


    Usaha dari Pak Mujair


    Mbah Moedjair tidak pernah menyerah. Dengan tekad yang kuat, ia mulai melakukan berbagai eksperimen untuk memastikan ikan ini dapat bertahan hidup di air tawar. Ia terus mencoba mencampur air tawar dan air laut, mencari formula yang tepat untuk menciptakan lingkungan ideal bagi ikan tersebut.


    Menurut cerita anaknya, keberhasilan akhirnya datang pada percobaan ke-11 dengan 4 ekor ikan yang berhasil bertahan. Perjalanan ini tentu tidak mudah, untuk setiap percobaan, Mbah Moedjair harus berjalan kaki sejauh 35 kilometer dari Desa Papungan ke Pantai Serang, melintasi hutan, dan menghabiskan dua hari untuk perjalanan pulang-pergi.


    Mulai berhasil


    Keberhasilan Mbah Moedjair memelihara ikan jenis baru di kolam halaman rumahnya membuat namanya cepat dikenal luas.


    Awalnya hanya satu kolam, tetapi tak lama kemudian bertambah menjadi tiga. Ikan-ikan hasil budidayanya ia bagikan kepada tetangga, sementara sebagian lainnya dijual di pasar atau dijajakan menggunakan sepeda kumbang.


    Kesuksesan ini bahkan sampai ke telinga Asisten Residen, pejabat kolonial Belanda yang bertugas di wilayah Jawa Timur dengan kantor di Kediri, sehingga membuatnya tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang Mbah Moedjair dan ikan yang unik ini.


    Menaik Assistant Residence


    Asisten Residen, yang juga memiliki latar belakang sebagai peneliti, melakukan kajian mendalam terhadap ikan spesies baru tersebut dan mewawancarai langsung Mbah Moedjair.


    Dari penelitian dan berbagai literatur, terungkap bahwa ikan unik ini sebenarnya berasal dari perairan laut Afrika. Sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras Mbah Moedjair, spesies baru ini diberi nama 'moedair' (mujair), sesuai dengan nama penemunya.


    Keberhasilan ini membawa Mbah Moedjair menerima banyak penghargaan dari berbagai pihak. Ikan hasil temuannya tidak hanya digemari oleh masyarakat Indonesia tetapi juga mulai dikenal hingga ke mancanegara.


    Meraih beberapa penghargaan


    Mbah Moedjair menerima sejumlah penghargaan bergengsi atas kontribusinya yang luar biasa. Salah satunya datang dari Eksekutif Komite Indo-Pasifik Fisheries Council pada tahun 1954. Sebelumnya, ia juga menerima penghargaan dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada 17 Agustus 1951.


    Namun, pada 7 September 1957, Mbah Moedjair meninggal dunia akibat penyakit asma dan dimakamkan di Blitar. Di batu nisannya, tertulis dengan jelas: 'Moedjair, penemu ikan mudjair,' lengkap dengan ukiran ikan mujair yang menjadi simbol warisannya.


    Begitulah kisah inspiratif Mbah Moedjair, seorang tokoh yang berhasil menghadirkan ikan mujair di Indonesia. Luar biasa, bukan? Semoga cerita ini memberikan manfaat dan inspirasi bagi kita semua.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Bisnis

    +