BENPARK - Ikan hias selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi para penggemarnya. Salah satu alasan utama orang memelihara ikan hias adalah untuk menghilangkan stres dan menciptakan suasana tenang di rumah. Namun, keinginan memiliki ikan hias tentu tidak lepas dari biaya yang harus dikeluarkan. Harga ikan hias menjadi salah satu pertimbangan penting saat seseorang memutuskan untuk membelinya.
Uniknya, harga ikan hias tidak pernah seragam. Ada yang harganya murah, ada pula yang sangat mahal. Mengapa bisa begitu? Apa faktor-faktor yang membuat harga ikan hias bervariasi? Kalau kamu penasaran, yuk kita bahas lebih lanjut.
1. Ukuran tubuh
Pertumbuhan ukuran tubuh ikan hias sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas makanan yang diberikan. Tentu saja, pemberian makanan yang baik membutuhkan biaya tambahan. Karena itulah, semakin besar ukuran ikan hias, biasanya harganya juga ikut meningkat.
Sebagai contoh, kita ambil ikan koki. Harga ikan koki berukuran 5 cm tentu berbeda dengan ikan koki yang sudah mencapai ukuran 15 cm. Jika kita melihat dari segi ukuran saja, ikan koki berukuran 15 cm jelas memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang ukurannya hanya 5 cm.
2. Faktor kelangkaan
Alasan berikutnya yang memengaruhi harga ikan hias adalah faktor kelangkaan. Beberapa jenis ikan yang masih harus diimpor dan belum bisa dibudidayakan di Indonesia biasanya memiliki harga yang cukup tinggi.
Contohnya adalah ikan seperti Payara, Paddlefish, Acipenser, dan masih banyak lagi jenis lainnya yang sampai saat ini hanya tersedia melalui impor. Kelangkaan ini membuat harga ikan-ikan tersebut melambung tinggi di pasaran. Nah, menurut kamu, ada lagi nggak jenis ikan langka lainnya yang masih harus diimpor? Share pendapatmu, ya.
3. Bentuknya eksotis
Alasan ketiga yang membuat harga ikan hias melambung adalah bentuknya yang eksotis. Setiap ikan memiliki ciri khas yang unik, dan keunikan inilah yang menjadi faktor utama menentukan seberapa eksotis ikan tersebut di mata pecinta ikan hias.
Eksotisme bisa terlihat dari berbagai aspek, seperti bentuk ekor yang elegan, pola warna tubuh yang memukau, atau bentuk mulut yang tampak garang. Biasanya, ikan predator memiliki daya tarik lebih karena bentuk tubuhnya yang unik dan sering kali terlihat mencolok. Hal ini memberikan kesan eksotis yang sulit ditolak.
Namun, ikan non-predator pun tak kalah memikat. Ambil contoh ikan Koi. Dengan coraknya yang indah dan penuh pesona, ikan ini tetap menjadi favorit banyak orang, terutama bagi mereka yang menggemari seni keindahan di dunia ikan hias.
4. Pengaruh tren
Alasan keempat yang memengaruhi harga ikan hias adalah faktor tren. Ketika sebuah jenis ikan sedang populer di pasaran, harganya cenderung meroket. Hal ini sejalan dengan prinsip ekonomi: semakin tinggi permintaan, semakin tinggi pula harganya.
Sebaliknya, jika peminat ikan tersebut mulai berkurang, harganya pun biasanya akan menurun secara signifikan. Contoh nyata bisa kita lihat dari ikan louhan. Saat pertama kali booming, harga ikan ini melejit tajam. Namun, ketika tren louhan mereda, harga ikan ini pun ikut anjlok.
Bagaimana menurutmu? Apakah kamu punya pengalaman serupa atau contoh ikan lainnya yang harganya dipengaruhi oleh tren? Jangan ragu untuk berbagi di kolom komentar, ya.
5. Genetik/kelainan khusus
Alasan terakhir yang memengaruhi harga ikan hias adalah faktor genetik atau kelainan khusus. Beberapa ikan hias memiliki karakteristik unik seperti albino, platinum, short-body, leucistic, dan lain sebagainya. Keunikan ini membuat harga setiap jenisnya bervariasi.
Apalagi jika seekor ikan hias memiliki kombinasi dari beberapa karakteristik tersebut. Misalnya, ikan dengan warna platinum sekaligus tubuh short-body. Bisa dipastikan, harganya akan melambung tinggi dan membuat dompet kita bergetar.
Nah, itulah berbagai alasan kenapa harga ikan hias bisa sangat beragam. Pada akhirnya, keputusan ada di tangan kita. Jika harganya dirasa sesuai dengan keinginan dan nilai estetika yang kita cari, tidak ada salahnya untuk membelinya. Tapi, jika masih ragu, ada baiknya dipikirkan kembali dengan matang.