BENPARK - Ikan Arwana dikenal sebagai salah satu ikan hias air tawar paling eksotis. Dengan gerakan yang anggun dan memikat, tak heran banyak penghobi ikan hias bermimpi untuk memilikinya. Namun, memelihara Arwana bukanlah perkara mudah. Ikan ini membutuhkan perawatan yang teliti dan penuh perhatian.
Sebagai ikan yang bernilai tinggi, memelihara Arwana dengan sembarangan bisa berujung fatal. Jika ikan ini mati akibat kelalaian, kerugian yang ditanggung bisa mencapai jutaan rupiah. Maka, memahami penyebab kematian Arwana menjadi hal yang sangat penting bagi setiap pemiliknya.
Apa saja faktor yang dapat menyebabkan ikan Arwana mati? Yuk, kita bahas bersama! Simak ulasannya berikut ini dan temukan cara terbaik merawat si eksotis ini.
1. Amonia yang meledak
Salah satu penyebab utama kematian ikan Arwana adalah lonjakan kadar amonia di akuarium atau kolam. Amonia, yang dihasilkan dari kotoran ikan, sebenarnya bisa dikelola dengan baik jika sistem filtrasi yang digunakan memadai. Sayangnya, banyak penghobi ikan hias kerap mengabaikan hal ini.
Contoh umum kesalahan adalah menggunakan pasir sebagai substrat tanpa memasang undergravel filter. Padahal, pasir dapat menjadi tempat penumpukan amonia jika tidak dikelola dengan benar. Idealnya, kombinasi antara top filter dan undergravel filter diperlukan untuk memastikan amonia tersaring dan terurai dengan efektif, sehingga tidak membahayakan ikan Arwana.
Mengabaikan hal ini dapat mengakibatkan lonjakan amonia yang berbahaya, meracuni air, dan mengancam kehidupan si ikan eksotis. Jadi, pastikan sistem filtrasi kamu bekerja optimal untuk menjaga kebersihan akuarium dan kesehatan Arwana kesayangan kamu.
2. Air yang tidak diendapkan
Penyebab kedua yang sering terjadi adalah penggunaan air yang tidak diendapkan, terutama bagi penghobi pemula yang baru memelihara ikan Arwana. Biasanya, air PDAM digunakan sebagai media utama, tetapi kandungan kimia di dalamnya, seperti klorin atau logam berat, bisa sangat berbahaya bagi ikan Arwana.
Untuk menghindari risiko ini, penting untuk mengendapkan air PDAM selama 2-3 hari sebelum digunakan. Setelah proses pengendapan, buang bagian bawah air untuk memastikan partikel berbahaya ikut terbuang. Cara sederhana ini mampu meminimalkan kandungan berbahaya yang mungkin mengancam kesehatan ikan.
Jika kamu menggunakan air sumur, risiko ini biasanya lebih kecil, sehingga air bisa langsung digunakan. Namun, jika ingin lebih aman, mengendapkan air sumur tetap menjadi langkah yang bijak. Ingat, persiapan air yang tepat adalah kunci untuk memastikan Arwana kamu tetap sehat dan bebas dari stres akibat kualitas air yang buruk.
3. Stres yang tinggi
Penyebab ketiga kematian ikan Arwana adalah stres yang tinggi, terutama pada ikan yang baru dipindahkan ke akuarium. Proses pemindahan yang salah bisa membuat Arwana merasa tertekan dan sulit beradaptasi. Oleh karena itu, memindahkan ikan ini harus dilakukan dengan hati-hati.
Jangan gunakan tangan atau serokan untuk memindahkan ikan. Sebagai gantinya, buka penutup wadah ikan, miringkan perlahan ke arah akuarium, dan biarkan Arwana berpindah sendiri. Setelah itu, tutup sisi-sisi akuarium dan matikan lampu selama 6 jam untuk menciptakan suasana yang tenang. Setelahnya, nyalakan lampu kecil selama 1-2 jam sebelum membuka sedikit sisi akuarium.
Amati perilaku ikan kamu. Jika Arwana berenang dengan tenang dan tidak menabrak-nabrak, itu tanda bahwa ia sudah mulai nyaman. Namun, jika ikan hanya diam di sudut akuarium atau berada di permukaan air, itu pertanda ia sedang stres.
Dalam kondisi ini, jangan berikan makanan terlebih dahulu. Tunggu hingga 24 jam, ketika stresnya mulai mereda, baru berikan makanan. Dengan langkah yang tepat, kamu dapat membantu Arwana beradaptasi lebih cepat dan tetap sehat di lingkungan barunya.
4. Bertengkar dengan tankmate
Alasan keempat yang sering menjadi penyebab masalah pada ikan Arwana adalah konflik dengan tankmate di akuarium. Tidak jarang, Arwana terlibat perkelahian dengan ikan lain, baik predator maupun non-predator. Masalah ini menjadi serius jika Arwana kalah, terluka, atau bahkan mati. Mengingat harga ikan Arwana yang relatif mahal, kerugian ini tentu sangat disayangkan.
Ada dua solusi utama untuk menghindari konflik ini:
- Pelihara Arwana Sendirian: Langkah ini adalah yang paling aman karena menghilangkan potensi perkelahian di akuarium.
- Pilih Tankmate dengan Cermat: Jika ingin menambahkan tankmate, lakukan riset terlebih dahulu. Pilih ikan yang cocok dengan sifat dan ukuran Arwana, serta memiliki kebutuhan lingkungan yang serupa. Tidak semua ikan bisa hidup harmonis dengan Arwana, jadi kehati-hatian sangat diperlukan.
Dengan strategi yang tepat, kamu bisa memastikan Arwana tetap sehat dan aman, sekaligus menciptakan akuarium yang harmonis dan menarik.
5. Makanan yang bermasalah
Penyebab kelima yang sering mengancam kesehatan ikan Arwana adalah masalah makanan. Seringkali, makanan yang diberikan bisa beracun bagi ikan, atau yang lebih parah, ada pemilik yang jarang memberi makan ikan Arwana. Akibatnya, ikan menjadi semakin kurus dan berisiko mati.
Penting untuk memberi makan Arwana setidaknya sekali sehari dengan makanan yang tepat, seperti ikan kecil, udang, atau ulat hongkong. Namun, pastikan makanan yang disediakan tidak mengandung racun yang bisa membahayakan Arwana. Jika ikan Arwana mulai kehilangan nafsu makan, segera ubah pola pemberian makan dan pastikan makanan yang diberikan segar dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan.
Merawat Arwana dengan baik berarti menjaga pola makan yang tepat, agar ikan tetap sehat, aktif, dan terhindar dari masalah kesehatan yang berhubungan dengan makanan.
6. Terserang penyakit berbahaya
Penyebab keenam yang sering memengaruhi kesehatan ikan Arwana adalah serangan penyakit yang berbahaya. Penyakit bisa menjadi momok menakutkan, tidak hanya bagi pemiliknya, tetapi juga bagi ikan itu sendiri.
Jika Arwana terlihat kurus, malas berenang, atau berdiam diri di dasar atau permukaan akuarium, kemungkinan besar ikan tersebut sedang terinfeksi jamur Saproglenia sp. Jamur ini biasanya muncul akibat air akuarium yang kotor, kurangnya sirkulasi air, atau suhu air yang terlalu rendah. Jika dibiarkan, jamur ini bisa menyebar ke daging ikan dan bahkan merusak tulang.
Untuk mencegah dan mengatasi masalah ini, kebersihan air harus dijaga dengan ketat. Pastikan untuk mengganti air secara teratur, membersihkan pakan yang tidak termakan, serta menghilangkan kotoran di akuarium. Suhu air juga harus dijaga pada rentang 20–29°C. Saat ikan terinfeksi jamur, pengobatan dengan obat antijamur dapat dilakukan 2–3 kali sampai luka akibat jamur sembuh dan Arwana kembali sehat.
Merawat Arwana dengan menjaga kebersihan lingkungan serta memperhatikan kesehatan ikan akan membantu mencegah penyakit berbahaya yang bisa mengancam kelangsungan hidupnya.
7. Memang sudah waktunya
Penyebab ketujuh yang bisa membuat ikan Arwana mati adalah kenyataan bahwa mungkin sudah waktunya bagi ikan tersebut. Sebagai makhluk hidup, ikan Arwana, seperti halnya semua makhluk lainnya, memiliki usia dan akhirnya akan tiba saatnya untuk meninggal, meskipun kita telah berusaha sebaik mungkin dalam merawatnya.
Terkadang, meskipun sudah merawat dengan penuh perhatian, ikan Arwana bisa tiba-tiba mati tanpa alasan yang jelas. Ada kalanya, tanpa peringatan, ikan tersebut bahkan kehilangan kemampuannya untuk berenang. Kejadian seperti ini bisa sangat mengejutkan, karena tidak ada tanda-tanda sebelumnya.
Inilah kenyataan yang harus kita terima sebagai pemilik ikan. Sebagai penghobi, kita hanya bisa berusaha memberikan yang terbaik, tetapi takdir tetap menjadi hal yang tidak bisa kita kendalikan. Semoga dengan mengetahui 7 penyebab utama kematian ikan Arwana ini, kamu bisa lebih berhati-hati dan terus belajar dalam merawat ikan kesayanganmu. Semoga bermanfaat!