BENPARK - Ikan Napoleon, atau yang dikenal secara ilmiah sebagai Cheilinus undulatus, merupakan salah satu kekayaan laut Indonesia dengan nilai ekonomi yang tinggi. Keunikan bentuk tubuhnya membuat ikan ini begitu mudah dikenali.
Spesies istimewa ini pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh seorang ahli bernama Ruppell pada tahun 1835. Dalam skala internasional, ikan ini dikenal dengan sebutan Napoleon Wrasse. Sementara itu, di berbagai negara namanya bervariasi, seperti di Filipina yang menyebutnya ‘Mameng’ dan di China yang menamainya ‘So Mei’.
Menariknya, di Indonesia sendiri ikan ini memiliki banyak sebutan lokal. Di Kepulauan Derawan, ia dikenal sebagai ‘Bele-bele’. Warga Karimun Jawa menyebutnya ‘Ikan Lemak’, sedangkan di wilayah Nunukan dan Tawau, ikan ini akrab dipanggil ‘Ikan Licin’.
Salah satu keistimewaan Napoleon yang membuatnya unik adalah umurnya yang panjang. Berdasarkan penelitian ilmiah, ikan ini mampu hidup lebih dari 30 tahun. Luar biasa, bukan?
Jadi, semakin penasaran dengan kehidupan ikan Napoleon? Yuk, kita telusuri lebih lanjut keunikan ikan eksotis ini.
Klasifikasi Ilmiah
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Labridae
Genus : Cheilinus
Spesies : C. undulatus
Nama Latin/Ilmiah : Cheilinus undulatus
Bentuk Fisik
Jika diperhatikan sekilas, bentuk ikan Napoleon memiliki kemiripan dengan ikan Louhan. Namun, tahukah kamu bahwa ikan ini merupakan salah satu spesies ikan karang berukuran besar yang termasuk dalam keluarga Labridae?
Secara fisik, ikan Napoleon dewasa dapat dikenali dengan bibirnya yang tebal serta tonjolan khas di bagian atas kepalanya, tepat di atas mata. Uniknya, tonjolan ini semakin menonjol seiring bertambahnya usia ikan. Karena ciri khas inilah, para nelayan di New Caledonia memberi nama ikan ini sesuai dengan Panglima Besar Perancis, Napoleon Bonaparte, yang juga dikenal memiliki dahi menonjol.
Tak hanya memiliki bentuk tubuh yang unik, Napoleon juga termasuk ikan karang raksasa. Bobotnya bisa mencapai 200 kg dengan panjang tubuh sekitar 1,5 meter! Tak heran jika ikan ini juga dikenal dengan nama Giant Wrasse atau Maori Wrasse.
Keunikan lain dari ikan ini terletak pada gigi tajam yang mencuat dari mulutnya, serta warna tubuhnya yang berubah seiring pertambahan usia. Ikan Napoleon dewasa umumnya memiliki warna hijau botol, sedangkan individu yang lebih tua cenderung berwarna biru kehijauan.
Begitu banyak keunikan yang dimiliki ikan Napoleon, bukan? Tak heran jika ikan ini menjadi salah satu spesies laut yang menarik perhatian banyak orang.
Penyebaran wilayah
Berbicara mengenai penyebaran wilayah, bersumber dari “Pedoman Survei Populasi Ikan Napoleon” (tahun 2012), yang diterbitkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, ikan Napoleon adalah salah satu jenis ikan yang mempunyai bentuk unik dan hidup di perairan tropis.
Makanan
Sebagai predator di ekosistem terumbu karang, ikan Napoleon termasuk dalam golongan karnivora yang aktif berburu makanan pada siang hari. Mereka dikenal sebagai pemakan kerang, ikan kecil, bintang laut, bulu babi, dan kepiting. Dengan kekuatan rahangnya, ikan ini mampu menghancurkan cangkang mangsanya untuk mendapatkan daging yang tersembunyi di dalamnya.
Tak hanya itu, ikan Napoleon juga memiliki kemampuan luar biasa dalam menghancurkan puing-puing karang mati dengan gigi besar dan kokohnya, mirip pasak. Mereka melakukan ini untuk mencari siput serta cacing yang bersembunyi di dalamnya. Salah satu makanan favoritnya adalah kerang berukuran besar, seperti Triton. Dengan mudah, mereka bisa memecahkan cangkang keras kerang tersebut demi menikmati isinya.
Hal menarik lainnya adalah bunyi khas yang dihasilkan saat ikan ini sedang makan. Gerusan kuat dari mulutnya saat menghancurkan mangsa sering kali menarik perhatian para penyelam. Bahkan, terkadang ikan ini terlihat mengasah giginya pada karang yang keras, meninggalkan bekas goresan unik sebagai jejak keberadaannya.
Dengan kebiasaan makan yang agresif dan teknik berburu yang luar biasa, tak heran jika ikan Napoleon menjadi salah satu penguasa terumbu karang yang mengesankan.
Habitat & Karakteristik
Ikan Napoleon dikenal sebagai penghuni perairan dengan kondisi terumbu karang yang sehat. Biasanya, mereka ditemukan di wilayah dengan tutupan karang hidup sekitar 50–70% dan tingkat kejernihan air yang memungkinkan visibilitas mencapai 15–20 meter.
Spesies ini lebih suka hidup di daerah lereng terumbu, terutama di area yang kaya akan gorgonian dari kelompok akar bahar (Rumpella sp.) dan cambuk laut (Juncella sp.). Sementara itu, benih-benih ikan Napoleon biasanya berkembang di paparan terumbu yang dipenuhi berbagai jenis karang, baik karang keras (hard coral) maupun karang lunak (soft coral). Tak hanya itu, ekosistem sekitarnya juga dihiasi oleh tumbuhan laut seperti alga makro (macroalgae) dan lamun (seagrass), yang turut mendukung kehidupan ikan ini sejak fase juvenil hingga dewasa.
Dengan habitat yang begitu khas dan kaya akan keanekaragaman hayati, tak heran jika ikan Napoleon menjadi bagian penting dalam keseimbangan ekosistem terumbu karang.
Temperamen
Mungkin terdengar mengejutkan, tetapi ikan Napoleon sebenarnya adalah makhluk yang pemalu! Ya, meskipun tubuhnya besar dan terlihat gagah, ikan ini justru memiliki sifat yang penuh kewaspadaan. Mereka sangat berhati-hati dan cenderung curiga terhadap segala sesuatu di sekitarnya, terutama jika menyadari keberadaan manusia.
Sikap waspada ini membuat ikan Napoleon sering menghindari interaksi langsung dengan penyelam atau makhluk laut lainnya. Mereka lebih memilih untuk bersembunyi atau menjauh jika merasa ada ancaman. Sifatnya yang pemalu inilah yang justru membuatnya semakin menarik untuk diamati di habitat aslinya.
Siapa sangka, di balik ukuran tubuhnya yang besar, ikan ini justru lebih suka menjaga jarak dan menghindari bahaya.
Catatan khusus
Sayangnya, populasi ikan Napoleon semakin terancam kepunahan. Penurunan drastis jumlahnya di alam membuat spesies ini masuk dalam daftar CITES Appendix II sejak tahun 2004, sebagai tanda perlindungan terhadap keberadaannya.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan ikan ini semakin langka adalah tingginya nilai jualnya di pasar internasional. Permintaan yang tinggi memicu eksploitasi besar-besaran, membuat keberlangsungan hidupnya kian terancam. Tak hanya itu, metode penangkapan yang sering digunakan, seperti penggunaan racun sianida, tidak hanya membahayakan ikan Napoleon tetapi juga merusak ekosistem terumbu karang yang menjadi habitatnya.
Begitulah kisah tentang ikan Napoleon, sang ikan berjidat tebal yang mirip panglima perang Perancis. Menarik, bukan? Semoga informasi ini bermanfaat dan semakin menambah wawasanmu tentang keunikan ikan yang luar biasa ini.